AUDIT TROUGH THE COMPUTER DAN AROUND THE COMPUTER - SOFTSKILL 2
PENGERTIAN
AUDIT
Untuk
menjelaskan tentang perbedaan antara audit around the computer dengan audit
through the computer akan lebih baik jika sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu
mengenai pengertian dari apa itu audit supaya lebih terarah dalam menarik
kesimpulannya. Audit bisa dikatakan sebagai suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara tertulis ataupun lisan dengan
menggunakan pembuktian yang secara objektif mengenai kumpulan pertanyaan-pertanyaan,
apakah sudah sesuai dengan kriteria aktivitas dilapangan yang telah ditetapkan
serta penyampaian hasil-hasilnya kepada yang memiliki kepentingan pada tujuan
tertentu.
PENGERTIAN
AUDIT AROUND THE COMPUTER
Audit around
the computer masuk ke dalam kategori audit sistem informasi dan lebih tepatnya
masuk ke dalam metode audit. Audit around the computer dapat dikatakan hanya
memeriksa dari sisi user saja pada masukkan dan keluaranya tanpa memeriksa
lebih mendalam terhadap program atau sistemnya, bisa juga dikatakan bahwa audit
around the computer adalah audit yang dipandang dari sudut pandang black box.
Audit around
the computer dilakukan pada saat:
–
Dokumen
sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non-mesin), artinya masih kasat
mata dan dilihat secara visual.
–
Dokumen-dokumen
disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.
–
Keluaran
dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri setiap
transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya.
Kelebihan dan
Kelemahan dari metode Audit Around The Computer adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
Kelebihan:
–
Proses
audit tidak memakan waktu lama karena hanya melakukan audit tidak secara
mendalam.
–
Tidak
harus mengetahui seluruh proses penanganan sistem.
Kelemahan:
–
Umumnya
database mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk ditelusuri secara
manual. Tidak membuat auditor memahami sistem komputer lebih baik.
–
Mengabaikan
pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan kelemahan potensial
dalam sistem.
–
Lebih
berkenaan dengan hal yang lalu daripada audit yang preventif.
–
Kemampuan
komputer sebagai fasilitas penunjang audit mubadzir.
–
Tidak
mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit.
Audit through
the computer dilakukan pada saat:
–
Sistem
aplikasi komputer memproses input yang cukup besar dan menghasilkan output yang
cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya.
–
Bagian
penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di dalam
komputerisasi yang digunakan.
–
Kelebihan
dan Kelemahan dari metode Audit Through The Computer adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
Kelebihan:
–
Dapat
meningkatkan kekuatan pengujian system aplikasi secara efektif.
–
Dapat
memeriksa secara langsung logika pemprosesan dan system aplikasi.
–
Kemampuan
system dapat menangani perubahan dan kemungkinan kehilangan yang terjadi pada
masa yang akan dating.
–
Auditor
memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap
system computer.
–
Auditor
merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya.
Kelemahan:
–
Biaya
yang dibutuhkan relative tinggi karena jumlaj jam kerja yang banyak untuk dapat
lebih memahami struktur pengendalian intern dari pelaksanaan system aplikasi.
–
Butuh
keahlian teknis yang mendalam untuk memahami cara kerja sistem.
PERBEDAAN ANTARA AUDIT AROUND THE
COMPUTER DENGAN AUDIT THROUGH THE COMPUTER
AUDIT AROUND
THE COMPUTER
Sistem harus
sederhana dan berorientasi pada sistem batch.
Pada umumnya sistem batch komputer merupakan suatu pengembangan langsung dari sistem manual.
Pada umumnya sistem batch komputer merupakan suatu pengembangan langsung dari sistem manual.
Melihat
keefektifan biaya.
Seringkali keefektifan biaya dalam Audit Around The Computer pada saat aplikasi yang digunakan untuk keseragaman kemasan dalam program software.
Seringkali keefektifan biaya dalam Audit Around The Computer pada saat aplikasi yang digunakan untuk keseragaman kemasan dalam program software.
Auditor harus
besikap userfriendly.
Biasanya pendekatan sederhana yang berhubungan dengan audit dan dapat dipraktekkan oleh auditor yang mempunyai pengetahuan teknik tentang komputer.
Biasanya pendekatan sederhana yang berhubungan dengan audit dan dapat dipraktekkan oleh auditor yang mempunyai pengetahuan teknik tentang komputer.
1. AUDIT
THROUGH THE COMPUTER
Volume input
dan output.
Input dari proses sistem aplikasi dalam volume besar dan output yang dihasilkan dalam volume yang sangat besar dan luas. Pengecekan langsung dari sistem input dan output yang sulit dikerjakan.
Input dari proses sistem aplikasi dalam volume besar dan output yang dihasilkan dalam volume yang sangat besar dan luas. Pengecekan langsung dari sistem input dan output yang sulit dikerjakan.
Pertimbangan
efisiensi.
Karena adanya pertimbangan keuntungan biaya, jarak yang banyak dalam uji coba penampakan audit adalah biasa dalam suatu sistem.
Karena adanya pertimbangan keuntungan biaya, jarak yang banyak dalam uji coba penampakan audit adalah biasa dalam suatu sistem.
2. AROUND
THE COMPUTER:
1)Dokumen
sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non-mesin) , artinya masih kasat
mata dan dilihat secara visual.
2)Dokumen-dokumen
disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.
3)Keluaran
dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri setiap
transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya.
4)tem komputer
yang diterapkan masih sederhana.
5)Sistem
komputer yang diterapkan masih menggunakan software yang umum digunakan, dan
telah diakui, serta digunakan secara massal.
CONTOH AUDIT THROUGH THE COMPUTER:
1)Sistem
aplikasi komputer memroses input yang cukup besar dan meng-hasilkan output yang
cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya.
2)Bagian
penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di dalam
komputerisasi yang digunakan.
3)Sistem logika
komputer sangat kompleks dan memiliki banyak fasilitas pendukung.
4)Adanya jurang
yang besar dalam melaksanakan audit secara visual, sehingga memerlukan pertimbangan
antara biaya dan manfaatnya.
TENTUKAN OBJEK AUDIT YANG AKAN DILAKUKAN
Objek audit
meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan
tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam pemahaman terhadap objek
audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas
aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Dalam
pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran,
standar operasi, serta risiko bawaannya. Dalam kebanyakan audit, informasi
penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen:
a)
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.
b)
Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan.
c)
Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,
Auditor membuat
kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit
termasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi
dasar dalam membuat kesimpulan tersebut berbagai temuan yang diperoleh pada
tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki,
digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang lingkup,
tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang diperlukan. Auditor
harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit
tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika
dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang
hal-hal berikut:
a)
Informasi yang mendukung tujuan audit.
b)
Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
c)
Informasi yang mengarah pada tujuan audit
2.
Penentuan Tujuan Audit
Auditor harus
merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang mendasari
diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:
a)
Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
b)
Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c)
Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
d)
Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e)
Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
f)
Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.
Dalam
merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:
a.
Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi
tugas.
b.
Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
c.
Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.
Jika auditor
memiliki wewenang yang besar harus memperhatikan dengan cermat tentang arti
penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan
petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam
penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat
apakah:
a.
Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.
b.
Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
c.
Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor
ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat dilaksanakan
dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor harus membedakan
tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus lebih
menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
Beberapa hal
berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan pencapaian
tujuan audit yang harus diperhatikan auditor:
a.
Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.
b.
Tujuan objek audit yang kurang jelas.
c.
Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
d.
Pengendalian yang lemah
e.
Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang
tinggi
f.
Perubahan lingkungan objek audit.
Hasil dari
berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi
penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.
3.
Penentuan Ruang lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup
audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping itu, penentuan
ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup
audit manajemen terdiri atas :
a)
Bidang Keuangan
b)
Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan
c)
Ekonomisasi
d)
Efisiensi
e)
Efektivitas
4.
Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit
Penelaahan ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang
berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan
khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit,
sehingga auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan
berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya
5.
Pengembangan Kriteria Awal dalam audit
Kriteria adalah
norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok
dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi
kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
a.
Tujuan dari kegiatan yang diaudit
b.
Pendekatan audit
c.
Aktivitas tujuan audit
6.
Kesimpulan Hasil audit
Kesimpulan ini
menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan
audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat mengindentifikasi hal-hal
penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah
pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Pada tahap ini
pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih bersifat
sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai
berikut :
a)
Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan
audit pada tahap audit selanjutnya.
b)
Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
c)
Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang
termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan,
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
BUAT RENCANA AUDIT YANG DILAKUKAN
1. Definisi
ruang lingkup proyek
Merupakan tahap
pengenalan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai latar belakang
serta kegiatan yang diperiksa. Hal ini membantu auditor mengidentifikasi
masalah yang timbul, menemukan penyebabnya dan kemudian melakukan tindakan-tindakan
pembetulan.
2. Rencana,
persiapan dan organisasi
Pemeriksaan
manajemen pada tahap ini adalah meneliti serta menelusuri lingkup setiap sumber
dokumentasi, kemudian dianalisa dan selanjutnya diperbaharui.
3. Pengumpulan fakta dan pembaharuan dokumen
3. Pengumpulan fakta dan pembaharuan dokumen
Meliputi
pengumpulan seluruh data pemberitahuan yang berhubungan dengan ruang lingkup
dari proyek termaksud. Data ini diperoleh dari surat-menyurat dan untuk
informasi yang non formal dapat diperoleh secara langsung dari para
karyawanmelalui wawancara.
4. Riset dan analisis
Pada tahap ini
pemeriksa mengumpulkan semua bukti dan data yang sangat penting untuk mendukung
suatu kesimpulan pendapat pada pimpinan teratas. Dan selanjutnya penelitian
akan diubah sesuai dengan tujuan perencanaan dan mengevaluasi keadaan lingkup
tertentu.
5. Laporan
Dari hasil
pengujian dan pemeriksaan yang dijelaskan dilaksanakan, kemudian dibuat laporan
hasil audit secara menyeluruh yang merupakan kesimpulan atas pemeriksaan yang
dilakukan.
Langkah -
Langkah Management Audit
Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara
lain:
1. Pemahaman auditor terhadap Objek Audit
Objek audit
meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan
tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam pemahaman terhadap objek
audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas
aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Auditor harus
mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang
pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari
terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara
tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:
a) Informasi
yang mendukung tujuan audit.
b) Informasi
yang mengarahkan ruang lingkup audit.
c) Informasi
yang mengarah pada tujuan audit
2. Penentuan
Tujuan Audit
Auditor harus merumuskan
tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang mendasari diperlukannya
audit manajemen termasuk di antaranya:
a) Terjadinya
pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
b) Tujuan
yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c) Adanya
alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d) Terjadinya
penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e) Adanya
penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
f) Sistem
informasi dan pelaporan kurang baik.
3. Penentuan
Ruang lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup
audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping itu, penentuan
ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup
audit manajemen terdiri atas :
a) Bidang
Keuangan
b) Ketaatan
kepada peraturan dan kebijakan perusahaan
c) Ekonomisasi
d)
Efisiensi
e) Efektivitas
Tujuan audit
adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung pertanyaan auditor
yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil
audit. Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit:
a. Kriteria
b. Penyebab
c. Akibat
(effect)
4. Penelaahan
terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit
Penelaahan ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang
berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan
khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit,
sehingga auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan
berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya
5. Pengembangan
Kriteria Awal dalam audit
Kriteria adalah
norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok
dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi
kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
a. Tujuan
dari kegiatan yang diaudit
b. Pendekatan
audit
c. Aktivitas
tujuan audit
6. Kesimpulan
Hasil audit
Kesimpulan ini
menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan
audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat mengindentifikasi hal-hal
penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah
pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Pada tahap ini
pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih bersifat
sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai
berikut :
–
Daftar
bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit
pada tahap audit selanjutnya
–
Alasan
mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
–
Temuan-temuan
sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang termasuk dalam
daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan, berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
–
Rekomendasi
sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ada.
–
Tindakan-tindakan
perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan rekomendasi sementara yang
diberikan auditor sebelumnya.
–
Bukti-bukti
yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit sementara
yang telah ditetapkan.
SUSUN INSTRUMEN AUDIT YANG DIGUNAKAN
Instrumen audit
(alat melakukan asesmen):
–
Alat
bantu untuk melakukan asesmen
–
Alat
bantu untuk mendapatkan evidens (bukti audit)
–
Termasuk
alat audit adalah kriteria/persyaratan yang digunakan untuk melakukan asesmen
–
Termasuk
daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh auditor untuk melakukan wawancara
atau berdiskusi dengan auditee
–
Termasuk
panduan untuk melakukan observasi atau meminta peragaan
–
Perhatikan
kapan perlu menggunakan pertanyaan“Ya” dan“tidak”
Mempersiapkan
instrument pengumpulan data/informasi
•Jenis
data/informasi yang dikumpulkan (kualitatif atau kuantitatif)
•Data/informasi
apa saja yang akan dikumpulkan untuk mengukur
(kinerja/kesesuaian
thd kriteria)
•Sumber
data/informasi
•Metoda
pengumpulan data/informasi
•Perlukah
mendisain Instrumen (alat) pengumpulan data/informasi
•Pengumpulan
data/informasi secara retrospektif, prospektif, atauKonkuren
Metoda
pengumpulan data
•Observasi
langsung
•Meminta
peragaan
•Wawancara
•Menelusur
dokumen-dokumen buktipelaksanaanpekerjaan/kegiatan
•(Hasil asesmen
yang dilakukan pihak lain)
•Sampel untuk
pengumpulandata/informasi
•Berapa lama
waktudibutuhkan untukmengumpulkandata/informasi
•Kualitas
data/informasi
BUAT PETUNJUK PENGGUNAAN INSTRUMEN AUDIT
YANG DIGUNAKAN
1) Perencanaan
Jadwal Audit. Bagian terpenting dari suatu proses Audit yang baik adalah
memiliki Jadwal Audit yang tersedia untuk membiarkan semua orang tahu kapan
setiap proses akan diaudit selama siklus yang akan datang (biasanya jadwal
tahunan). Jika Anda tidak memiliki rencana audit dan melakukan audit secara
mendadak, hal itu seperti memberikan kesan bahwa manajemen “sudah tidak percaya
lagi dengan karyawannya.” Dengan menerbitkan jadwal audit, kesan yang
disampaikan adalah bahwa auditor datang untuk membantu pemilik proses untuk
melakukan perbaikan. Hal ini dapat memungkinkan pemilik proses untuk
menyelesaikan perbaikannya sebelum audit dilakukan, sehingga mereka mendapat
informasi berharga tentang hasil pelaksanaan perbaikan yang telah mereka
lakukan, atau meminta auditor untuk fokus membantu mengumpulkan informasi
untuk melakukan perencanaan improvement di area lainnya.
2) Perencanaan
Proses Audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit adalah mengkonfirmasi
dengan pemilik proses kapan audit akan dilakukan. Rencana diatas lebih kepada
pedoman seberapa sering proses akan diaudit dan kapan kira-kira akan dilakukan,
tetapi dengan mengkonfirmasi memungkinkan auditor dan pemilik proses untuk
berkolaborasi dalam menentukan waktu terbaik dan secara bersama-sama meninjau
proses yang ada. Auditor dapat meninjau hasil audit sebelumnya dan melihat
apakah ada tindak lanjut yang diperlukan pada komentar atau masalah yang
sebelumnya ditemukan, dan ketika pemilik proses dapat mengidentifikasi daerah
yang perlu perbaikan maka auditor dapat melihat dan membantu pemilik proses
untuk mengidentifikasi informasi yang diperlukan. Sebuah rencana audit yang
baik dapat memastikan bahwa pemilik proses akan mendapatkan nilai tambah dari
proses audit yang dilakukan.
3) Melakukan
Audit.
Audit dimulai
dengan pertemuan auditor dan pemilik proses untuk memastikan bahwa rencana
audit selesai dan siap. Maka ada banyak jalan bagi auditor untuk mengumpulkan
informasi selama audit: meninjau catatan, berbicara dengan karyawan,
menganalisis data dari proses kunci atau bahkan mengamati proses secara
langsung. Fokus dari kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan bukti bahwa proses
ini berfungsi seperti yang direncanakan dalam SMM, dan efektif dalam
menghasilkan output yang dibutuhkan. Salah satu hal yang paling berharga yang
auditor dapat lakukan untuk pemilik proses, tidak hanya untuk mengidentifikasi
area-area yang tidak berfungsi dengan baik, tetapi juga untuk menunjukkan
proses mana saja yang dapat berfungsi lebih baik jika dilakukan perubahan.
4) Pelaporan
Audit.
Pertemuan penutupan dengan pemilik proses
adalah suatu keharusan untuk memastikan bahwa aliran informasi tidak tertunda.
Pemilik proses ingin tahu apakah ada kelemahan yang perlu ditangani, dan juga
untuk mengetahui jika ada proses yang bisa di Improve. Ini harus diikuti dengan
catatan tertulis sesegera mungkin untuk memberikan informasi dalam format yang
lebih permanen untuk membuat tindak lanjut dari informasi tersebut. Dengan
mengidentifikasi tidak hanya area-area yang tidak sesuai dengan proses, tetapi
juga area positif dan area yang memiliki potensi untuk improvement, pemilik
proses akan mendapatkan nilai tambah yang lebih baik dari Internal Audit yang
dilakukan, dengan melakukan perbaikan proses dari informasi tersebut.
5) Tindak
lanjut atas Masalah atau Perbaikan yang ditemukan.
Seperti banyak
standar manajemen mutu, tindak lanjut merupakan salah satu langkah penting.
Jika masalah telah ditemukan dan tindakan lanjut perbaikan telah dilakukan,
lalu memastikan bahwa temuan tersebut telah diperbaiki dan itumerupakan kunci
dari perbaikan. Jika improvement telah selesai dilakukan, kemudian proses
berikutnya adalah melihat berapa banyak proses telah meningkat dari sebelumnya.
6) Fokus pada
perbaikan proses untuk mendapatkan hasil maksimal dari Internal Audit
Dengan
menggunakan proses Internal Audit untuk fokus pada membantu untuk meningkatkan
proses, dan bukan hanya untuk menjaga kepatuhan, perusahaan dapat melihat nilai
lebih dari audit. perbaikan proses adalah salah satu elemen kunci dari sebuah
Sistem Manajemen Mutu ISO9001, dan harus menjadi salah satu motivator utama
dari perusahaan yang ingin menerapkan dan memelihara SMM yang baik. Proses
perbaikan tidak hanya membantu dengan efisiensi, tetapi menghemat waktu suatu
SUMBER :
https://qmc.binus.ac.id/2016/12/29/langkah-langkah-dalam-pelaksanaan-audit-internal-iso-9001/
Komentar
Posting Komentar